Jumat, 21 Agustus 2009

Misteri Sabda Palon Dalam Mitologi Jawa

SABDA PALON dalam kisah Sandyakalaning Madjapahit diceritakan sebagai pamomong Prabu Brawijaya yang kemudian lebih senang pergi meninggalkan Brawijaya untuk bertapa di Gunung Merapi. Sabdo Palon ini dalam mitologi Jawa penuh misteri. Namanya saja sudah mengandung makna yang multidimensional. Lalu sebenarnya siapa Sabda Palon ini .

Sabda Palon diyakini masyarakat Jawa sebagai Yang Mbaureksa Tanah Jawa. Menurut Ki Sondong Mandali, Sabda Palon merupakan derivatif dari Hyang Ismaya atau Semar-sang pamomong. Artinya bahwa yang diasuh oleh Sabda Palon adalah orang yang memiliki kedaulatan spiritual, yaitu penguasa yang agung binathara. Penguasa yang dipatuhi oleh rakyatnya dan disegani oleh negara lain.

Kisah yang diyakini para ahli kebatinan tugas Sabda Palon terakhir mengasuh Prabu Brawijaya di Majapahit. Sabda Palon memilih berpisah dengan pamomongnya lantaran Brawijaya pindah agama. Dengan begitu Brawijaya dianggap kehilangan kedaulatan spiritualnya. Sabda Palon memilih lengser dari kedudukannya dan bertapa di kawah Gunung Merapi 500 tahun. Dan selama itu Nusantara tidak punya kedaulatan spiritual lagi.

Telaahan lain mengkaji bahwa pemahaman akan Sabda Palon tidak seperti itu. Tidak pernah orang Jawa menolak keyakinan suatu agama. Bahkan dengan amat pandai orang Jawa meramu berbagai agama , bahkan mendukung agama-agama yang masuk ke Nusantara sampai zaman keemasannya. Tuntunan Jawa bagi penyembahan pribadi diserahkan kepada masing-masing pribadi. Pokoknya paham dasar yang harus dilaksanakan setiap manusia, ketika hidup dan bergaul dengan sesama ciptaan Allah, mahkluk apapun, kewajibannya adalah ikut memperindah kehidupan yang sudah indah. Memayu hayuning bawono. Memelihara, melestarikan keselarasan hidup di dunia.

Oleh karena itu kalau didalami benar kisah Sabda Palon sebenarnya menggambarkan akhir dari kekuasaan Brawijaya yang bisa jadi salah dalam mengemban kekuasaannya.Bahkan ada suatu tembang, dhandang gula yang berkisah bahwa hancurnya Majapahit juga dihantam oleh bencana alam, bisa jadi gempa bumi atau pun tsunami. Tetapi berkait dengan Raja Brawijaya yang diugung dengan kekuasaan dan kekayaan yang luar biasa lupa kepada amanah kekuasaannya. Brawijaya memiliki selir yang banyak sekali sehingga berputera banyak dan masing-masing puteranya diserahi kekuasaan. KKN pun terjadi ketika itu. Tidak hanya KKN, malima, madat main, minum, maling, medok, juga terjadi. Majapahit kemudian kehilangan kewibawaannya. Negara besar itu menjadi ringkih. Maka ketika diserang oleh kerajaan lain rakyat pun enggan untuk ikut mempertahankan pemerintahan penguasanya yang sudah tidak keruan, yang tidak mempunyai kedaulatan spiritual lagi. Rakyat Majapahit enggan ikut membela negara.

Dengan demikian Sabda Palon sebenarnya merupakan simbolisasi rakyat yang setia kepada penguasa. Sabda Palon memilih berpisah dengan rajanya, berarti rakyat sudah tidak setia lagi kepada pemerintahannya lantaran para penguasa sudah kehilangan kedaulatan spiritual. Norma kehidupan Majapahit kacau. Istilahnya adalah pembangkangan publik. Dan cerita itu disamarkan sebagai Sabda Palon memilih untuk bertapa di Kawah Gunung Merapi selama 500 tahun. Dan selama itu kemudian masyarakat Nusantara merasa sadar diri sebagai bangsa terjajah dan mewujud sebagai kesadaran spiritual untuk merdeka. Dan ketika itulah kembali Sang pamomong yakni rakyat mendukung pemerintahannya kembali untuk setia kepada pemerintah. Tetapi begitu pemimpinnya hidup dalam tempurung kepalanya sendiri dan hidup bagi golongannya bukan tidak mungkin Sabda Palon akan melakukan pertapaannya kembali. Munculnya rasa kesadaran berkebangsaan begitu kuat digambarkan sebagai letusan Gunung Merapi yang mewujud menjadi bangsa Indonesia di tahun 1928, dan mencapai puncaknya ketika Proklamasi 17 Agustus 1945.

Kesadaran berkedaulatan spiritual ini penting semenjak zaman leluhur kita. Kedaulatan spiritual bukan mementingkan kepentingan sendiri, bukan mementingkan kepentingan kelompok, tetapi demi kepentingan masyarakat agung masyarakat Indonesia seutuhnya.

Oleh karena itulah Sabda Palon akan terus menjadi pamomong penguasa Nusantara, siapa pun orangnya. Tetapi begitu penguasa tidak mempunyai kedaulatan spiritual dan hidup demi kepentingan sendiri, bisa jadi pembangkangan publik akan terjadi. Kita simak sejarah bangsa ini bakal terulang bila tidak mau belajar dari sejarah.
(Ki Juru Bangun Jiwo )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar